Selasa, 15 April 2014

Jablay Memeras Minta Uang 1,8 Juta di Jatinegara

Modus pemerasan oleh jablay dengan iming-iming layanan esek-esek tak hanya terjadi di Jabon Mekar, Parung, atau sekitarnya. Tapi juga di banyak daerah lain. Berikut adalah salinan dari berita Kompas Tekno.

Tiko Priastomo (20), Dwi Gunawan (19) dan Ahmad Kholid (19), warga Cidarjah, Cilacap, Jawa Tengah, kebingungan di depan Polsektro Jatinegara. Ketiganya menjadi korban pemerasan oleh PSK di lokalisasi Cipinang, Jatinegara, Jakarta Timur.

JAKARTA, KOMPAS.com — "Ibu Kota memang lebih kejam daripada ibu tiri", kalimat tersebut meluncur dari mulut Tiko Priastomo (20), warga Cidarjah, Cilacap, Jawa Tengah. Pernyataan itu bukan tanpa sebab, dia dan dua orang kawannya menjadi korban pemerasan oleh pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi esek-esek Cipinang, Jatinegara, Jakarta Timur.

Semula, Tiko dan dua orang temannya, Dwi Gunawan (19) dan Ahmad Kholid (19), hendak membeli sepatu di pasar malam depan Stasiun Jatinegara. Sepatu baru itu rencananya akan dipakai saat wawancara kerja di pabrik peleburan baja di Karawang, Jawa Barat, Rabu pagi. Ketiganya pun menumpang angkutan umum M04 jurusan Cililitan-Pulogadung. Rupanya angkot tersebut tak sampai ke depan stasiun. Ia berbalik arah di depan LP Cipinang.

"Kami turun, jalan ke arah stasiun. Terus ditarik sama cewek-cewek itu, langsung ditempelin tiga ojek, disuruh naik. Enggak tahu dibawa muter-muter sampai mandek (berhenti) di rumah, kayak kos-kosan gitu," ujar Tiko kepada Kompas.com di depan Polsektro Jatinegara, Selasa (4/9/2012) dini hari.

Sebelumnya, Tiko mengungkapkan, mereka adalah perantau dari Cilacap, Jawa Tengah. Ketiganya baru tiba di Jakarta, Minggu (2/9/2012) lalu. Sesampainya di Ibu Kota, ketiganya tinggal terpisah. Tiko dan Ahmad menyewa sebuah kontrakan di wilayah Sumber Artha, Jatibening, Bekasi, Jawa Barat. Sementara Dwi menumpang pamannya di daerah Prumpung, Jatinegara, Jakarta Timur.

Sesampainya di sebuah rumah kos yang tidak diketahui tempatnya, ketiga PSK itu kemudian membuka dua dus minuman berenergi. Tak hanya itu, mereka menyediakan berbagai makanan ringan. Sementara tiga pemuda lugu tersebut mengaku bingung karena tak memesan dan tak tahu harus berbuat apa. Selang setengah jam, mereka memutuskan untuk menolak tawaran dan pergi. Saat itulah permasalahan menjadi rumit.

"Satu cewek ngeluarin bon. Katanya kami harus bayar Rp 1.850.000. Ditulisnya ada biaya cewek yang nemenin. Kacang kecil aja harganya Rp 100.000, uang parkir Rp 50.000. Padahal, kami enggak ngapa-ngapain, parkir gimana, wong ke situ aja naik ojek," ujarnya.

Perdebatan pun terjadi antara pemuda dengan "wanita nakal" tersebut. Merasa tidak memesan ataupun mengonsumsi sejumlah hidangan yang disediakan, para pemuda enggan membayar jumlah yang diminta PSK. Terlebih, ketiganya tak memiliki uang sebesar itu.

Setelah menemui jalan buntu, pemuda itu pun beranjak pergi. Akibatnya, ketiga PSK itu memanggil pria bertato untuk memaksa tiga pemuda membayar pelayanan palsu tersebut. Melihat pria diduga preman yang membekingi para PSK tersebut, nyali ketiga pemuda itu pun menjadi ciut. Mereka hanya bisa pasrah saat pria tinggi, besar, dan memiliki tato di sepanjang lengan tersebut menggeledah isi kantongnya hingga habis. Dari ketiganya, preman itu berhasil menggasak uang sejumlah Rp 317.000 dan tiga ponsel. Preman tersebut berdalih, jika ketiganya tak bersedia membayar, harta itulah yang jadi jaminannya.

Tak terima atas perlakuan tidak menyenangkan tersebut, ketiga pemuda itu mengadu ke paman salah seorang pemuda itu. Sang paman yang tak terima, mengajak ketiga pemuda itu kembali ke lokalisasi itu untuk memancing si PSK atau si preman. Sayang, dari tiga PSK, mereka hanya berhasil menangkap dua orang. Semua yang terlibat pun digelandang ke Polsektro Jatinegara.

Ketiga pemuda itu mengaku tak menyangka atas permasalahan yang menimpa mereka di Ibu Kota. Kini, ketiganya tak memiliki uang sepeser pun. Alat komunikasi dengan orangtua di kampung juga tidak ada. Demikian juga cita-cita untuk bisa sukses bekerja di pabrik peleburan baja pun terancam sirna karena masuk ke jebakan PSK. Menurut mereka, peristiwa ini menjadi pelajaran berharga untuk dapat menjaga diri saat bekerja di rantau.

Editor: Hertanto Soebijoto
Sumber: Kompas Tekno

Kamis, 10 April 2014

Lokasi Mangkal Jablay

Di sekitar jalan inilah para wanita jablay sering mangkal.

https://goo.gl/maps/TKzdA

Ketika daerah di sekitar tersebut ditelusuri di siang hari, sama sekali tak ada jablay yang menampakkan diri. Namun ketika malam tiba, kehadiran mereka bagaikan laron-laron yang di bawah temaram cahaya.





















Lokasi Pemerasan

Korban yang terjerat rayuan maut mereka akan digiring ke sebuah rumah yang terletak disini, untuk kemudian diporotin dan diperas dengan ancaman.

https://goo.gl/maps/tRZ2n

Jablay Parung: Kejahatan Pemerasan Berkedok Layanan Esek-Esek

Kalau kita melewati Jalan Raya Parung - Bogor, pada waktu malam akan terlihat banyak kehadiran para wanita-wanita dengan dandanan menor dan pakaian seksi menyolok mata yang berterbaran di pinggir jalan di sekitar daerah Jabon Mekar, Parung, Bogor.

Kehadiran mereka sangat menggoda, dan kalau kendaraan kita melambat, baik motor ataupun mobil, mereka tak akan segan-segan menghampiri dan menggoda kita.

Bagi orang awam yang tak mengerti, tentu pikiran sudah melayang kemana-mana. Segala macam hal yang hot akan terbayang dan kemudian akal sehat menjadi hilang dan rasa takut pun digantikan oleh nafsu birahi.

Pertama-tama para wanita yang sekarang lazim disebut sebagai jablay tersebut akan menggoda dan menawarkan untuk mampir ke kontrakannya. Dan kalau kita mengiyakan, akan dimulailah mimpi buruk yang mungkin akan menghantui anda selama-lamanya.

Pengalaman yang akan kami ceritakan disini adalah pengalaman kami sendiri, bukan cuma kabar burung apalagi cerita isapan jempol alias cerita bohong yang dibuat-buat.

Sengaja kami sharing pengalaman kami tersebut di sini, karena kami yakin bukan cuma kami yang telah jadi korban. Telah banyak orang yang kehilangan uangnya yang diperoleh dengan susah payah, karena diporotin oleh jablay dibekingi preman di Jabon Mekar, Parung, Bogor tersebut. Namun mereka tentu saja tak bisa ngomong apa-apa, apalagi melaporkan hal ini kepada pihak yang berwajib, karena rasa malu tentu saja. Bahkan para korban menutup rapat-rapat kejadian yang menimpanya ini, agar jangan sampai jadi aib.

Intinya, kalau Anda sampai mengiyakan ajakan tersebut untuk mampir ke tempatnya, dan Anda kemudian bagaikan kerbau dicocok hidung mau saja diajak ke sarang jablay tersebut, Anda baru saja masuk ke perangkap yang akan Anda sesali seumur hidup.

Tidak akan ada seks, tidak akan ada adegan-adegan seperti dalam filem dewasa yang pernah kita tonton, dan, kemungkinan besar Anda pun tidak akan dapat menikmati tubuh wanita jablay tersebut, bahkan untuk sekedar memegang-megang atau meraba-raba sekalipun.

Singkatnya, yang terjadi adalah;

  • Kita diajak ke warung jablay atau rumah yang sudah dialihfungsikan jadi warung jablay
  • Kita disuguhkan dengan minuman bir, minuman energi Kratingdaeng, dan sepiring kacang goreng.
  • Setelah minum beberapa saat (kalaupun Anda tidak minum, jablay tersebut pasti minum dan merokok), anda akan ditagihkan bon.
  • Bon tersebut jumlahnya sangat fantastis, sekitar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah)
  • Anda tak bisa bayar? Preman datang dan masuk untuk mengancam Anda.
  • Anda bisa bayar? Wassalam... Jablay yang tadi mengajak Anda sudah hilang lenyap entah kemana, tinggalah Anda merenungi nasib di sarang para pemeras tersebut.
  • Anda tak akan berani mengungkap masalah ini kepada publik, ataupun keluarga sendiri. Apalagi boro-boro lapor polisi, yang pasti akan meminta kronologis lengkap dan mencatat setiap detil kejadian beserta identitas Anda.
Itulah yang akan terjadi kalau anda sampai masuk perangkap jablay berkonspirasi dengan preman di Desa Jabon Mekar, Parung, Bogor!

Manusia-manusia laknat memang.

Kalau jablay beneran, kita tak bisa mengutuk atau menyalahkan mereka, kenapa sampai menjual diri. Karena tentu ada sebab-musababnya. Lagipula, menjadi PSK bukanlah sebuah tindakan kriminal. Seorang PSK hanyalah menjual jasa, dan kita menjadi konsumen atau pembeli. Jika kita mempergunakan jasa yang disediakan dan membayar sesuai kesepakatan, tidak ada hukum legal apapun yang dilanggar disini.

Kecuali kalau kita berbicara tentang masalah agama, itu adalah perkara lain. Zina adalah haram hukumnya, menurut agama Islam. Demikian pula makan daging babi.

Namun memeras dengan ancaman? Itu jelas-jelas adalah tindakan kriminal yang harus diganjar dengan hukuman penjara!

Kalau Anda pernah jadi korban, sekarang saatnya kita untuk melawan! Kita tentu saja tak akan melawan para preman-preman kurang akal itu dengan adu otot. Tidak, kita lawan disini! Kita saling berbagi tentang pengalaman ditipu mentah-mentah oleh jablay berkongsi dengan preman laknat itu sehingga semua orang tau!

Sehingga tak ada lagi orang yang tertipu nantinya. Sehingga para jablay palsu yang sebenarnya komplotan pemeras bersama preman itu gulung tikar.

Ayo, mari kita lawan!